Skip to main content

Loyalitas Pelanggan vs Pengalaman Pelanggan

Marketer dan retailer seringkali tertukar antara konsep loyalitas pelanggan (customer loyalty) dengan pengalaman pelanggan (customer experience). Entah apa sebabnya, tapi yang pasti kekeliruan tersebut dapat menyebabkan kesalahan yang lebih jauh. Pengukuran, analisis, dan manajemen keduanya bisa berantakan karena kekeliruan tersebut.
Karenanya, penting bagi kita mengetahui persis perbedaan konsep antara keduanya. Setelah itu baru kita bisa menyusun taktik dan mengambil keputusan strategis dalam mendesain kedua hal tersebut.

Loyalitas pelanggan
Loyalitas adalah sebuah konsep hubungan. Meski terkesan abstrak, namun konsep tersebut menjadi konkret dalam bentuk perilaku pelanggan. Menurut Howard Lax dalam artikelnya yang dimuat di www.retailcustomerexperience.com, pelanggan menunjukkan loyalitasnya dan memberikan value kepada perusahaan melalui beberapa hal berikut ini:
  • Menjadi pelanggan tetap yang berarti memberikan nilai retensi.
  • Membeli produk atau jasa lebih banyak atau lebih mahal. Hal ini meningkatkan nilai cross-sell dan upsell.
  • Merekomendasikan perusahaan ke orang-orang di sekitar mereka. Tindakan ini memberikan nilai word-of-mouth positif bagi perusahaan.
Untuk membangun loyalitas, kita perlu terhubung dengan dimensi rasional dan emosional proses pengambilan keputusan manusia. Dengan begitu kita memiliki kesempatan lebih besar dalam meningkatkan keinginan pelanggan untuk terus setia dan melakukan tiga hal di atas.
Kita perlu mengerahkan segenap usaha untuk memenangkan kesetiaan pelanggan. Karena hal tersebut pada kenyataan memainkan peran yang sangat besar pada kesuksesan perusahaan.
“Loyalitas menciptakan keuntungan ketika berhubungan dengan cost dan revenue. Keuntungan tersebut terakumulasi dan pada akhirnya memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan dan laba,” kata Fred Reichheld dalam sebuah wawancara yang dimuat di www.gartner.com.

Pengalaman pelanggan
Setiap pengalaman, sentuhan, dan interaksi yang dialami pelanggan adalah kesempatan bagi perusahaan untuk menyampaikan nilai dan memperkuat hubungan dengan mereka. Pengalaman menjadi penting karena mereka mempengaruhi sekaligus bagian dari hubungan pelanggan itu sendiri.
Namun, perlu diingat bahwa pengalaman tidak sama dengan hubungan. Dan loyalitas jauh lebih kompleks dari sekadar kumpulan pengalaman pelanggan. Singkat kata, pengalaman pelanggan dapat mempererat (atau mengendurkan) hubungan kita dengan pelanggan yang pada akhirnya berkontribusi pada pembentukan loyalitas.
Pengalaman pelanggan bisa didapat dari berbagai macam hal. Mulai dari transaksi cepat seperti penggunaan POP (Point of Purchase) hingga sesuatu yang lebih terencana dan kompleks seperti pemanfaatan QR Code misalnya.
Pengalaman pelanggan tidak lain adalah mata rantai dalam hubungan dengan pelanggan. Kita perlu perlu memastikan bahwa setiap mata rantai terhubung erat agar hubungan dengan pelanggan pun menjadi solid.
Perusahaan – baik B-2-B maupun konsumer –perlu fokus pada investasi untuk memberikan pengalaman yang baik pada pelanggan. Mengapa? Karena pengalaman pelanggan yang mengesankan dapat memberikan beberapa hal sekaligus, yaitu:
  • Pembeda utama antara kita dengan kompetitor dalam arena persaingan.
  • Cara untuk menarik pelanggan menggunakan produk dan jasa kita.
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan.
Inilah yang membuat kecerdasan dalam membedakan pengalaman pelanggan dan loyalitas pelanggan menjadi penting. Karena perbedaan tersebut akan mengarahkan kita pada sebuah desain pengalaman pelanggan yang mampu membangun loyalitas pelanggan.

( Sumber: Dikelolah dari Berbagi Sumber )

Comments

Popular posts from this blog

10 Cara Praktis Manajemen Usaha Kecil dan Sukses

Berikut sepuluh aturan untuk memulai, mengatur dan mengelola usaha kecil. Daftar ini cukup untuk membuat Anda menyadari kenyataan yang ada, yuk kita simak: 1. Lebih realistis. Saat membuat model bisnis, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses dari  model bisnis  yang Anda kehendaki, lalu pelajari. Bila Anda tak dapat menemukan contoh model bisnis yang anda jalani, itu artinya mungkin Anda luar biasa jeniusnya, atau berarti model bisnis Anda tidak bakal berhasil di dunia nyata. 2. Jangan menginvestasikan uang sendiri Karena kebanyakan bisnis adalah perjalanan yang berisiko, carilah partner. Jadi, jika semuanya tidak berjalan semua rencana, Anda tidak bakal bangkrut karena dana  start- up tadi, dan tidak dikejar utang. Membuat team akan memudahkan kerja dan berbagi beban. 3. Bersedia bekerja Lebih Keras Jika Anda tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan kesenangan sementara, maka dunia wirausaha tidak cocok Anda. Pada awalnya, Anda pasti tidak akan mampu mem

Cara Bagaimana Menentukan Target Pasar yang Tepat (Bagian 2)

Mari kita lanjutkan sambungan dari artikel bagaimana cara menetapkan target pasar yang tepat bagian 1 . Kemarin saya menyebutkan bahwa ada 3 hal yang harus anda lakukan untuk menguji apakah segmen pasar yang anda pilih tersebut layak untuk anda jadikan target pasar ataukah tidak. Tiga hal tersebut adalah : 1. Ukuran pasar atau Pangsa Pasar Anda harus bisa melihat berdasarkan pengamatan dan fakta dari riset pasar berapa besarnya pangsa pasar pada segmen pasar yang anda tuju. Apakah ukuran dari jenis pasar yang menjadi target anda itu memungkinkan untuk menghasilkan laba yang memadai bagi usaha anda ataukah tidak? Jika terlalu kecil sehingga tidak bisa menghasilkan laba yang cukup bagi usaha anda, sebaiknya anda tinggalkan. Walaupun  ide bisnis anda terlihat sangat brilliant dan tidak ada duanya! 2. Persaingan Siapa saja pesaing anda dan pesaing utama anda di segmen pasar tersebut? Seberapa jauh mereka bisa memuaskan pasar yang ada? Seberapa besar tingkat loyalitas

Metode dan Cara Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Produk

Sudah ada yang tahu bagaimana metode atau cara penetapan harga sebuah produk? Caranya sih bisa bermacam-macam dan banyak. Yang akan saya bahas hanyalah 2 pendekatan pokok dalam penentuan harga jual. Pertama, dengan pendekatan biaya yaitu penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-plus dan penetapan harga break even. Kedua dengan pendekatan pasar atau persaingan. 1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method) Kalau anda menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit produk anda dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus : Biaya Total + Marjin = Harga Jual Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 d