Saya meminta maaf lagi karena beberapa minggu terakhir tidak bisa
update artikel. Setelah saya sembuh dari sakit, tak terasa sudah masuk
libur lebaran.
Setelah itu banyak teman lama yang datang. Saya harus menemani mereka
“senang-senang”. Karena kecapekan, saya sakit lagi. Sembuh sedikit
sudah harus berangkat lagi ke Banten untuk urusan proyek.
Alhamdulillah, saya bisa sempatkan untuk menulis lagi. Mumpung habis
lebaran yang isinya cuman makan dan makan, untuk edisi posting kali ini saya akan bahas tentang peluang usaha rumahan, membuat abon ayam.
Abon selain bisa anda gunakan sebagai lauk, bisa juga dijadikan bahan
isian dalam pembuatan kue seperti pastel. Banyak pengusaha roti yang
membuat variasi roti dan kue produksi mereka dengan menggunakan abon
sebagai topping.
Kalau dijual “polosan”, permintaannya relatif banyak karena abon
cukup familiar dan disukai mayoritas orang Indonesia. Jadi prospek usaha
rumahan ini lumayan bagus lah. Jenisnya juga bervariasi. Mulai dari
abon sapi, abon ayam sampai abon dengan bahan dasar ikan.
Kebetulan istri saya berhasil mewawancara ibu Herlien Sutarya,
seorang pengusaha abon di Jogja. Jadi pengalamannya bisa saya bagikan
buat anda. Beliau tertarik untuk memproduksi abon di rumahnya sejak
mendapatkan pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Sleman pada tahun
2003.
Awalnya ibu dengan 4 orang anak ini membawa abon buatannya ke sebuah arisan. Target pasar-nya adalah end user,
ibu-ibu arisan. Hasilnya, teman-teman arisannya sangat menyukai abon
buatannya. Setelah itu ia memberanikan diri membawa abonnya ke salah
satu perkumpulan arisan yang lebih besar.
Tanggapan yang didapatnya juga sama, banyak yang menyukai abon ayam
buatannya. Satu hal yang membuat abon ayam bu Lien disukai. Abon ayam bu
Lien terbuat murni dari daging ayam tanpa campuran apapun selain bumbu.
Karena itulah bu Lien mematok harga abon ayamnya lebih tinggi dibandingkan abon-abon sejenis dipasaran. Mungkin segmentasi pasar-nya sudah pas kali ya.
Makanya untuk mempengaruhi calon konsumen-nya
untuk membeli bu Lien tidak kesusahan. Walaupun harganya cukup tinggi,
berkisar antara 15 ribu – 16 ribu rupiah untuk kemasan 100 gr.
Pembuatan abon ayam ini membutuhkan kesabaran.
Alat yang digunakan juga cukup sederhana seperti wajan besar untuk
menggoreng, kompor, blender dan frezzer. Selain itu dibutuhkan alat
press atau spinner yang fungsinya untuk memisahkan abon dari minyaknya
setelah digoreng.
Pertama-tama daging ayam yang telah dibersihkan dibuang kulitnya dan
kemudian dikukus dalam waktu tertentu. Bu Lien hanya menggunakan daging
ayam bagian menthok (dada) saja karena daging pada bagian paha maupun
gending sangat susah untuk disuir (dipotong-potong kecil memanjang
mengikuti serat).
Setelah dikukus, daging dibuang tulangnya dan kemudian disuir
kecil-kecil. Daging yang telah disuir tadi dicampur dengan bumbu yang
telah diblender kemudian dimasak diatas api tanpa menggunakan minyak
namun dengan air sekitar 5 gelas.
Tujuannya adalah agar bumbu dapat meresap ke dalam suiran daging
tadi. Untuk setiap resep, daging menthok yang digunakan adalah sebanyak 5
kg. Setelah air semakin berkurang barulah digoreng dengan menggunakan
minyak.
Abon ayam yang telah matang tersebut dituang ke dalam alat press
(lebih bagusnya spinner) agar minyaknya terpisah dari abonnya. Kemudian
abon ditempatkan dalam suatu wadah besar dan diusahakan abon tidak
menggumpal atau menempel antara satu dengan lainnya.
Karena jika minyak pada abon tersebut masih ada, abon yang dihasilkan
tidak tahan lama dan cepat tengik. Dengan cara ini, abon ayam bu Lien
bisa bertahan sampai 2 bulan tanpa bahan pengawet.
Sampai saat ini, selain menerima pesanan untuk wilayah Jogja, abon
ayam bu Lien sudah sampai ke berbagai kota besar lainnya seperti Jakarta
dan Bandung. Hampir setiap bulan pesanan abon ayam untuk kota-kota
tersebut selalu ada. Lumayan kan buat usaha di rumah?
Simulasi Keuntungan
Pemasukan
Omset 1 bulan 25 resep habis
1 resep = 1,5 kg abon ayam
37,5 kg = 375 ons x Rp 15.500,00 = Rp 5.812.500,00
Pemasukan
Omset 1 bulan 25 resep habis
1 resep = 1,5 kg abon ayam
37,5 kg = 375 ons x Rp 15.500,00 = Rp 5.812.500,00
Pengeluaran
Bahan baku per resep
Ayam menthok = Rp 100.000,00
Bumbu = Rp 20.000,00
Minyak = Rp 30.000,00
Bahan baku 25 resep = Rp 150.000,00 x 25 = Rp 3.750.000,00
Listrik dll = Rp 100.000,00
Gaji pegawai = 3 x Rp 15.000,00 x 25 = Rp 1.125.000,000
Total pengeluaran = Rp 4.975.000,00
Bahan baku per resep
Ayam menthok = Rp 100.000,00
Bumbu = Rp 20.000,00
Minyak = Rp 30.000,00
Bahan baku 25 resep = Rp 150.000,00 x 25 = Rp 3.750.000,00
Listrik dll = Rp 100.000,00
Gaji pegawai = 3 x Rp 15.000,00 x 25 = Rp 1.125.000,000
Total pengeluaran = Rp 4.975.000,00
Keuntungan bersih
Rp 5.812.500,00 – Rp 4.975.000,00 = Rp 836.500,00
Rp 5.812.500,00 – Rp 4.975.000,00 = Rp 836.500,00
Sudah ada gambaran kan sekarang?Bagaimana? Anda tertarik untuk buka usaha di rumah seperti bu Lien?
( Sumber: Dikelolah dari berbagai Sumber )
Comments
Post a Comment