Menindaklanjuti email dari salah satu pembaca Agromarketindo yang meminta saya untuk mengulas usaha kuliner mie ayam, maka kali ini saya akan membahas peluang bisnis mie ayam tersebut.
Seperti biasa, langsung saja kita mulai. Kalau anda terjun di usaha
mie ayam ini, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk
mendsitribusikannya.
Anda bisa menggunakan gerobak dorong, menempati kios sederhana,
menyewa ruko dan membuka cabang, sampai anda membuka restaurant dan me-waralaba-kannya seperti Bakso Malang Cak Eko, tetapi tentunya secara syar’ie.
Hanya saja yang saya bahas kali ini usaha mie ayam yang distribusinya
dengan menggunakan cara jemput bola, alias menggunakan gerobak. Akan
tetapi bukan maksud saya menyuruh anda yang berkeliling menjajakan mie
ayam anda.
Tapi anda mempunyai pegawai terampil yang menjalankannya. Kemudian gunakan faktor kali, yaitu menambah aset bisnis
anda dengan gerobak yang banyak. Tapi kalau anda mau berkeliling juga
tidak apa-apa. Siapa tahu anda sedang menjalankan program diet.
Ok, saya akan ambil contoh mas Rahmat. Mas Rahmat adalah penjual mie
ayam keliling yang sering lewat di depan di kantor saya. Ia sudah
menjalankan bisnisnya kurang lebih selama 3 tahun. Jadi cukup capable-lah buat saya jadikan sampel.
Kita mulai dari perlengkapannya. Perlengkapan usaha mie ayam cukup
mudah untuk anda temukan. Ada gerobak, peralatan masak seperti kompor,
tabung gas, panci, dan saringan mie, peralatan makan seperti mangkuk,
sendok, garpu, dan gelas, serta tempat atau wadah untuk saos, kecap,
sambal, dan tissue. Jangan lupa beberapa botol untuk bumbu cair dan air
bawang.
Nah, berhubung anda menggunakan sistem jemput bola, maka taktik
pemasarannya cukup menggunakan program promosi. Bisa di awal anda memulai bisnis makanan
ini, bisa juga di saat penjualan anda baru sepi. Lebih detail tentang
bagaimana program promosinya bisa anda baca artikel saya tentang tujuan promosi dan jenis promosi.
Kemudian beberapa hal yang harus anda perhatikan perihal usaha ini
adalah pertama, anda lebih baik membeli mie yang siap masak daripada
membuat mie sendiri. Karena disamping lebih praktis, biaya membuatnya
juga tidak jauh beda.
Kedua, walaupun anda menggunakan sistem jemput bola, tetap perhatikan
kebersihan gerobak dan peralatan anda. Perhatikan juga kenyamanan
konsumen anda. Masih ingat artikel saya tentang 3 masalah pemasaran
kan? Itulah pentingnya anda paham masalah pemasaran. Intinya adalah,
usahakan mangkuk, baki, gelas hingga sumpit anda bersih. Dan ingat,
jangan biarkan konsumen anda terlalu lama menunggu.
Nah sekarang sebagai gambaran, dalam sehari mas Rahmat bisa menjual
antara 35 – 40 porsi, dengan beberapa tambahan lauk dan minumannya.
Omset tiap harinya berkisar antara 130 ribu – 150 ribu rupiah.
Keuntungan bersihnya kira-kira 50 ribu rupah per hari.
Ia menghabiskan dagangan mie ayamnya hanya selama 6 jam, mulai pukul 2
siang hingga pukul 8 malam maksimal. Lumayan kan? Itu baru 1 gerobak.
Bagaimana kalau anda punya 3-5 gerobak. Tinggal kalikan saja… Mari kita lihat analisis atau simulasi usaha mie ayamnya untuk 1 bulan.
Perkiraan Masa Pakai
- Gerobak : 5 tahun
- Peralatan masak: 3 tahun
- Peralatan makan : 2 tahun
- Perlengkapan lain-lain : 1 tahun.
Biaya Investasi
Gerobak : Rp 3.000.000,00
Gerobak : Rp 3.000.000,00
Peralatan masak : Rp 1.500.000,00
Peralatan makan : Rp 1.000.000,00
Perlengkapan lain-lain : Rp 500.000,00
Total investasi : Rp 6.000.000,00
Pemasukan
Penjualan mie ayam : 30 porsi x Rp 5.000,00 x 30 hari = Rp 4.500.000,00
Penjualan mie ayam : 30 porsi x Rp 5.000,00 x 30 hari = Rp 4.500.000,00
Penjualan minuman : 30 x Rp. 1.500,00 x 30 hari = Rp. 1.350.000,00
Total Pemasukan : Rp. 4.500.000,00 + Rp. 1.350.000,00 = Rp. 5.850.000,00
Pengeluaran
Biaya Tetap
Gaji penjual mie ayam : Rp. 1.000.000,00
Penyusutan gerobak : (1/60 x Rp 3.000.000,00) = Rp. 50.000,00
Penyusutan peralatan masak : (1/36 x Rp 1.500.000,00) = Rp. 42.000,00
Penyusutan peralatan makan : (1/24 x Rp 1.000.000,00) = Rp. 42.000,00
Penyusutan perlengkapan lain-lain : (1/12 x Rp 500.000,00) Rp. 42.000,00
Total biaya tetap : Rp 1.176.000,00
Biaya Variabel
Mie : 3 kg x Rp. 10.000,00 x 30 hari = Rp. 900.000,00
Ayam : 1 ekor x Rp. 25.000 x 30 hari = Rp. 750.000,00
Sawi dan bumbu : Rp. 10.000,00 x 30 hari = Rp. 300.000,00
Kecap : Rp. 8.000,00 x 10 kali = Rp. 80.000,00
Saos : Rp. 8.000,00 x 10 kali = Rp. 80.000,00
Gas : Rp 16.000,00 x 10 kali) = Rp. 160.000,00
Total biaya variabel : Rp. 2.270.000,00
Total biaya operasional : Rp. 1.176.000,00 + Rp. 2.270.000,00 = Rp. 3.446.000,00
Keuntungan
Rp. 5.850.000,00 – Rp. 3.446.000,00 = Rp. 2.404.000,00
Revenue Cost Ratio (R/C)
Total penerimaan : total biaya operasional
Total penerimaan : total biaya operasional
Rp. 5.850.000,00 : Rp. 3.446.000,00 = 1,70
Pay Back Period
(Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
(Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
(Rp. 6.000.000,00 : Rp. 2.404.000,00) x 1 bulan = 2,5 bulan
Kira-kira sekarang anda sudah ada tambahan wawasan baru tentang bisnis kuliner kan?
( Sumber: Dikelolah dari berbagai Sumber )
Comments
Post a Comment