Skip to main content

Revolusi HR di Era Digital


TANPA bantuan data dan angka-angka, kita memang tidak merasakan betapa dunia ini berpacu dengan kecepatan tinggi. Saat ini, masing-masing individu di belahan bumi sudah saling terkoneksi satu sama lain, yang entah secara pribadi, maupun berkelompok telah menjadikan gelombang raksasa trafik lalu-lintas di dunia maya. Dan semua percepatan ini, dipicu oleh kehadiran social media.

Demam jejaring sosial memang ditandai dengan situs-situs web 2.0, yang memungkinkan para angotanya bisa saling terlibat dalam percakapan. Web 2.0 sendiri jelas menjadi revolusi di dunia internet, ketika sebelumnya – dalam periode yang sangat lama – orang hanya disuguhi dengan percakapan satu arah.
Diantara banyaknya situs jejaring social, tentu kita mengenal salah satunya, yakni Friendster. Situs ini berhasil mencuri perhatian saat diluncurkan pada 2002, di mana Friendster sebenarnya sudah memperkenalkan fitur-fitur untuk berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil dan jaringan mereka. Tak pelak, Friendster langsung digemari di kalangan anak-anak muda.
Sayang, Friendster tak kuasa membendung arus kehadiran Facebook pada 2004, yang tampil mencolok dengan desain yang lebih fresh dan fitur-fitur yang lebih atraktif. Facebook bahkan memaksa Friendster berganti haluan, dan kabar terakhir Friendster kini lebih mengkhususkan sebagai situs permainan. Sangat berbeda desain bisnisnya ketika pertama kali ia masuk ke pasar.

Hingga saat ini Facebook memang masih meraja-lela. Bahkan jumlah membernya, jika diibaratkan sebagai sebuah negara, maka Facebook bisa menduduki posisi empat negara yang berpenduduk terbesar di dunia. Namun sekali lagi teknologi itu tak pandang bulu.
Di tengah asyik-asyiknya Facebook menjadi market leader, Twitter menyodok ke permukaan. Diluncurkan pada 2006, Twitter memberikan pengalaman beraktualisasi diri secara lebih smart. Kenapa smart? Ya, karena Twitter hanya mengijinkan Anda berbagi apapun dalam space yang sangat terbatas. Tentu saja Anda mesti berpikir dulu, apa yang bisa Anda katakan dengan 140 karakter.

Belum habis masa keemasan Facebook dan Twitter, lagi-lagi teknologi menghadirkan sejarah. Pinterest yang dikembangkan sejak Desember 2009 dan diluncurkan sebagai beta tertutup pada Maret 2010, yang hingga saat ini hanya menerima pendaftaran melalui invitation, berhasil tampil sebagai primadona baru.
Diantara situs jejaring sosial tersebut, pendatang lama yang tetap eksis dan justru makin berkibar, tentu saja adalah LinkedIn. Muncul pertama kali pada 2002, awal 2012 ini, LinkedIn baru saja mengumumkan kalau jumlah member globalnya sudah mencapai 150 juta professional. Di mana, 1 juta lebih dari member tersebut berasal dari Indonesia.

Kenapa social media ini mencari topik menarik untuk diperbincangkan, ini tak lain bahwa trend HR ke depan memang identik dengan adopsi teknologi terbaru dan harus mendekatkan dengan user yang makin techie. Tentu bukan rahasia lagi kalau Facebook, yang didalamnya ada salah satu aplikasi bernama BranchOut, kemudian Twitter, dan LinkedIn adalah tools hebat dalam menjaring kandidat terbaik di pasar.
Bahkan, khusus LinkedIn, tentu tidak ada yang menyangkal bahwa ia adalah salah satu tools terbaik untuk rekrutmen. Tak heran jika banyak perusahaan besar maupun skala UKM yang menggunakan situs seperti LinkedIn untuk mencapai klien yang potensial. LinkedIn bisa bertindak sebagai website fungsional untuk mengaitkan orang dengan bisnis yang dimilikinya.

Efektivitas LinkedIn terukur dari hasi sebuah survey yang menegaskan bahwa sekitar 76,9% dari penggunanya menyebut terbantukan ketika mereka melakukan penelitian di berbagai perusahaan. Sebanyak 68,8% mengatakan LinkedIn membantu mereka berhubungan kembali dengan rekan bisnisnya yang dulu, dan 49,7% mengatakan LinkedIn telah berhasil membangun hubungan jaringan baru dan dapat mempengaruhi pelanggan potensial.

Data yang ditulis di Mashable.com berikut ini memang mengejutkan, dan ini hanya snapshop betapa dunia sedang berubah sangat cepat. Bahwa dalam setiap 60 detik, telah terjadi banyak hal di belahan bumi ini, diantara:

700.000 message sent yang beredar di Facebook
20,000 new posts on Tumblr
175.000 kicauan di Twitter
12,000 new ads on Craigslist
1.090 visitors di Pinterest
1500+ blog posts
600 new videos (25+ hours worth) on YouTube

Lantas pertanyaannya, apakah data-data ini berkaitan dengan HR sehingga orang HR harus aware? Bisa jadi jawabannya adalah tidak langsung. Namun bagaimana kalau ternyata ada 1 atau lebih karyawan Anda adalah termasuk bagian dari data-data tersebut di atas? Anda yang memutuskan.

( Sumber: Dikelolah dari berbagai Sumber ) 

Comments

Popular posts from this blog

Cara Bagaimana Menentukan Target Pasar yang Tepat (Bagian 2)

Mari kita lanjutkan sambungan dari artikel bagaimana cara menetapkan target pasar yang tepat bagian 1 . Kemarin saya menyebutkan bahwa ada 3 hal yang harus anda lakukan untuk menguji apakah segmen pasar yang anda pilih tersebut layak untuk anda jadikan target pasar ataukah tidak. Tiga hal tersebut adalah : 1. Ukuran pasar atau Pangsa Pasar Anda harus bisa melihat berdasarkan pengamatan dan fakta dari riset pasar berapa besarnya pangsa pasar pada segmen pasar yang anda tuju. Apakah ukuran dari jenis pasar yang menjadi target anda itu memungkinkan untuk menghasilkan laba yang memadai bagi usaha anda ataukah tidak? Jika terlalu kecil sehingga tidak bisa menghasilkan laba yang cukup bagi usaha anda, sebaiknya anda tinggalkan. Walaupun  ide bisnis anda terlihat sangat brilliant dan tidak ada duanya! 2. Persaingan Siapa saja pesaing anda dan pesaing utama anda di segmen pasar tersebut? Seberapa jauh mereka bisa memuaskan pasar yang ada? Seberapa besar tingkat loyalitas

10 Cara Praktis Manajemen Usaha Kecil dan Sukses

Berikut sepuluh aturan untuk memulai, mengatur dan mengelola usaha kecil. Daftar ini cukup untuk membuat Anda menyadari kenyataan yang ada, yuk kita simak: 1. Lebih realistis. Saat membuat model bisnis, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses dari  model bisnis  yang Anda kehendaki, lalu pelajari. Bila Anda tak dapat menemukan contoh model bisnis yang anda jalani, itu artinya mungkin Anda luar biasa jeniusnya, atau berarti model bisnis Anda tidak bakal berhasil di dunia nyata. 2. Jangan menginvestasikan uang sendiri Karena kebanyakan bisnis adalah perjalanan yang berisiko, carilah partner. Jadi, jika semuanya tidak berjalan semua rencana, Anda tidak bakal bangkrut karena dana  start- up tadi, dan tidak dikejar utang. Membuat team akan memudahkan kerja dan berbagi beban. 3. Bersedia bekerja Lebih Keras Jika Anda tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan kesenangan sementara, maka dunia wirausaha tidak cocok Anda. Pada awalnya, Anda pasti tidak akan mampu mem

Metode dan Cara Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Produk

Sudah ada yang tahu bagaimana metode atau cara penetapan harga sebuah produk? Caranya sih bisa bermacam-macam dan banyak. Yang akan saya bahas hanyalah 2 pendekatan pokok dalam penentuan harga jual. Pertama, dengan pendekatan biaya yaitu penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-plus dan penetapan harga break even. Kedua dengan pendekatan pasar atau persaingan. 1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method) Kalau anda menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit produk anda dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus : Biaya Total + Marjin = Harga Jual Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 d